Cara Budidaya Tanaman Pepaya Yang Benar Agar Berbuah Melimpah

Tanaman Pepara (Carica papaya)

Pepaya (Carica papaya) adalah buah-buahan tropis. Tanaman ini dipercaya berasal dari daerah tropis di benua Amerika. Dari tempat ini menyebar ke berbagai belahan bumi.

Budidaya pepaya dapat dilakukan di dataran rendah sehingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Namun ketinggian lahan optimalnya berkisar 50-700 meter dpl. Tanaman ini menghendaki curah hujan sekitar 1000-2000 mm per tahun yang merata sepanjang tahun. Di daerah bermusim kering pohon pepaya masih dapat berbuah dengan bantuan penyiraman teratur.

Drainase tanah yang baik sangat diperlukan dalam usaha budidaya pepaya. Genangan air akan menyebabkan busuk akar pada tanaman pepaya. Tanaman ini menghendaki tanah gembur dengan porositas yang baik dan pH tanah sekitar 6-7.

Sifat tanaman pepaya

Pepaya adalah tanaman perdu yang dapat tumbuh sehingga 3 meter. Batang pepaya berongga, jaringannya lunak dan berair. Tanaman ini memiliki akar tunggang dan akar samping yang lunak. Pertumbuhan akar dangkal dan sedikit lemah.

Bunga pepaya tumbuh pada ketiak daun, baik berupa bunga tunggal maupun rangkaian. Terdapat tiga jenis bunga pepaya, yaitu bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna (memiliki putik dan benang sari ataupun hemafrodit).

Baca Juga :

Berdasarkan sifat bunga, dikenal pohon pepaya jantan, pohon betina dan pohon sempurna. Pohon pepaya jantan tidak akan menghasilkan buah, sedangkan pohon pepaya betina akan menghasilkan buah yang membulat, daging buahnya tipis. Buah pepaya yang dikehendaki dengan bentuk memanjang dihasilkan dari pohon pepaya sempurna.

Pemilihan benih pepaya

Benih untuk budidaya pepaya didapatkan dari biji terseleksi. Untuk mendapatkan sebanyak mungkin pohon pepaya sempurna dibutuhkan ketelitian dan keterampilan dalam memilih calon benih.

Benih yang baik diperoleh dari buah pepaya yang dihasilkan pohon sempurna. Bentuk buah memanjang, tidak cacat dan bebas dari penyakit. Buah tersebut semampu mungkin dibiarkan matang di pohon.

Biji pepaya terdapat dalam rongga buah, ada yang berwarna hitam kelam ada yang pucat putih. Biji berwarna putih adalah biji yang mati tidak akan tumbuh. Biji yang hitam mampu tumbuh menjadi pohon, namun hanya sekitar 25-50% yang menjadi pohon sempurna tergantung sifat genetisnya. Sisanya menjadi pohon betina dan pohon jantan.

Biji yang tumbuh di ujung buah mempunyai kemungkinan untuk tumbuh menjadi pohon pepaya sempurna dibanding bagian pangkal. Untuk menyeleksi benih sebaiknya ambil biji pada bagian ujung sehingga tengah buah. Jangan mengambil biji dari pangkal buah.

Penyemaian benih pepaya

Sebelum disemaikan, benih yang masih kering perlu dikecambahkan terlebih dahulu. Hal ini bermanfaat untuk mempersingkat waktu budidaya pepaya. Pertama-tama rendam benih dalam air hangat kuku selama satu malam. Setelah pilih biji tenggelam ataupun tidak mengapung dalam air.

Siapkan kertas tisu sebagai pembungkus, basahi tisu tersebut dengan air. Tebarkan biji yang sudah direndam di atas tisu setelah itu tutup atasnya dengan tisu dan siram ataupun basahi. Masukkan bungkusan benih tersebut dalam besek (kotak anyaman bambu) ataupun wadah lain yang serupa. Tempat ataupun wadah harus yang dapat tembus air ataupun mengalirkan air.

Letakkan wadah tersebut di sinar matahari, jangan terlalu terik, perkecambahan benih memerlukan suhu kira-kira 30 derajat celcius. Benih akan berkecambah setelah 7-10 hari, ataupun dapat lebih.

Setelah benih berkecambah menjadi bibit, pindahkan kecambah-kecambah tersebut dalam polybag semai, satu bibit satu polybag. Pilih polybag kecil dengan ukuran 9×10 cm. Sebelumnya, isi polybag tersebut dengan media persemaian terdiri dari tanah, kompos, arang sekam yang sudah diayak dengan perbandingan 1:1:1. Lihat cara membuat media persemaian.

Setelah bibit dipindahkan basahi media untuk menjaga kelembaban. Setelah letakkan polybag-polybag tersebut dalam bilik persemaian yang ternaungi. Naungan dapat dibuat dari plastik bening ataupun paranet. Fungsinya untuk melindungi bibit dari kucuran hujan langsung, sengatan matahari dan terpaan angin.

Bibit siap dipindahkan ke lahan tebuka setelah berumur 2-2,5 bulan sejak disemaikan. Keperluan benih pepaya untuk satu hektar sekitar 60 gram.

Distributor Mulsa Plastik Hitam Perak

Pengolahan tanah dan penanaman

Berikut ini ialah pengolahan lahan untuk budidaya pepaya di lahan tegalan ataupun hamparan non terasering. Pertama-tama, lahan dicangkul ataupun dibajak untuk menggemburkan tanah. Setelah buat bedengan dengan lebar 2 meter, panjangnya menyesuaikan bentuk lahan dan tinggi 20-30 cm. Jarak antar bedengan selebar 50 cm. Jarak tanam budidaya pepaya hendaknya disesuaikan dengan luas tanam. Berikut ketentuannya:

  • Budidaya pepaya <0,2 Ha jarak tanamnya 2×2 meter
  • Budidaya pepaya 1-5 Ha jarak tanamnya 2×2,5 meter
  • Budidaya pepaya >1 Ha jarak tanamnya 3×3 meter

Buatlah lubang tanam sesuai dengan jarak tanam, ukuran lubang tanam 50x50x40 cm. Sebaiknya pembuatan lubang tanam tidak di musim hujan. Ketika menggali lubang tanam, pisahkan tanah bagian atas dengan tanah bagian bawah. Biarkan lubang tersebut terbuka selama 1-2 minggu.

Setelah campurkan pupuk dasar berupa kompos ataupun pupuk kandang yang sudah matang dengan tanah bagian atas. Dosis pupuk sebanyak 20 kg per lubang tanam. Setelah masukkan terlebih dahulu tanah bagian bawah kedalam lubang tanam, selanjutnya masukkan tanah bagian atas. Biarkan kembali lubang tanam yang sudah tertutup selama 1-2 minggu.

Sebagai catatan, untuk tanah yang mempunyai pH dibawah 5 netralkan dengan kapur ataupun dolomit. Dosis pemberian kapur sebanyak 1-2 ton per hektar ataupun 1 kg per lubang tanam. Pemberian dolomit setidaknya 2 minggu sebelum tanam.

Setelah lubang tanam siap, pindahkan bibit dari polybag semai ke lubang tanam. Umur bibit yang siap dipindahkan minimal 2-2,5 bulan kemudian semai. Lakukan penyiraman pagi ataupun sore hari setidaknya sehingga tanaman berumur 1,5 bulan sejak dipindahkan.

Terdapat dua kebiasaan petani dalam budidaya pepaya, yakni menanam satu bibit dalam satu lubang tanam ataupun dua bibit dalam satu lubang semai. Tujuan penanaman dua bibit untuk menghindari tumbuhnya pepaya jantan dan pepaya betina serta memudahkan penyulaman.

Pada bulan ke-4, ketika pepaya berbunga pertama kali, dilakukan seleksi untuk mencabut pepaya yang tidak dikehendaki. Pada akhirnya hanya satu pepaya sempurna per lubang tanam yang dibiarkan tumbuh sehingga berbuah.

Perawatan budidaya pepaya

Penyulaman tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 1,5 bulan sejak tanam. Tanaman yang tumbuhnya jelek ataupun berpenyakit dicabut dan diganti bibit baru. Apabila memerlukan metode dua bibit dalam satu lubang tanam, tinggal mencabut tanaman yang terlihat tidak bagus.

Berikut ini tips-tips yang diberikan Prof. Sobir dari Pusat Kajian Buah Tropika, Institut Pertanian Bogor, untuk menyeleksi tanaman pepaya sempurna.

  • Amati saat pohon berbunga untuk pertama kalinya. Bunga tumbuh pada ketiak daun. Bila bunga yang tumbuh tunggal, berarti bunga betina ataupun bunga sempurna. Bunga ini keluar ketika umur 4 bulan. Bila berkelompok atau dalam rangkaian berarti jantan, pohon harus dicabut dan disulam dengan bibit lain.
  • Petik bunga tersebut setelah tekan ujungnya dengan ibu jari hingga terbuka, bila bunga yang keluar jantan pohon berarti ini ialah pohon sempurna yang akan dipertahankan. Bunga sempurna akan muncul 1-2 bulan kemudian.
  • Bila setelah ditekan keluar bunga betina, berarti pohon ini pohon betina. Berarti harus dicabut.
  • Kemudian sulam tanaman yang dicabut tersebut dengan bibit baru. Atau, bila kita menerapkan metode penanaman dua pohon dalam satu lubang tanam, pindahkan pohon sempurna dari lubang lain. Sebab untuk satu lubang hanya bisa dibesarkan satu pohon sempurna saja.

Pemupukan susulan dimulai 2 minggu setelah bibit dipindahkan. Pemupukan diberikan dengan cara menggali parit melingkari tanaman pepaya. Kedalaman parit kurang lebih 5-10 cm, campuran pupuk diletakkan pada parit tersebut. Berikut ketentuan pemupukan budidaya pepaya:

  • Pemupukan pertama, umur 2 minggu, Urea 30 gr, SP-36 40 gr, ZA 40 gr dan KCl 20 gr per pohon
  • Pemupukan kedua, umur 1 bulan, Urea 40 gr, SP-36 70 gr, ZA 70 gr dan KCl 30 gr per pohon
  • Pemupukan ketiga, umur 4 bulan, Urea 45 gr, SP-36 80 gr, ZA 80 gr dan KCl 60 gr per pohon
  • Pemupukan keempat, umur 6 bulan, Urea 50 gr, SP-36 90 gr, ZA 90 gr dan KCl 70 gr per pohon
  • Pemupukan selanjutnya setiap satu bulan, Urea 60 gr, SP-36 100 gr, ZA 100 gr dan KCl 75 gr per pohon

Pemanenan

Budidaya pepaya umumnya mampu dipanen setelah berumur 9-14 bulan. Frekuensi panen dapat dilakukan setiap 10 hari sekali. Produktivitas budidaya pepaya berkisar 20-35 ton per hektar. Produktivitas ini tergantung dari kondisi iklim, varietas dan teknik budidaya.

Buah pepaya yang dipetik harus mendekati stadium matang pohon. Cirinya terdapat garis-garis menguning pada kulit buahnya. Bila hasil panen akan dipasarkan ke tempat yang jauh, dapat dipetik lebih dini.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama