Mengenal Pohon Pule: Pohon Keras yang Disukai Makhluk Halus

Pulai atau Pule adalah nama pohon dengan nama botani Alstonia scholaris. pohon ini dari jenis tanaman keras yang hidup di pulau Jawa dan Sumatra. Dikenal juga dengan nama lokal pule, kayu gabus, lame, lamo dan jelutung. kualitas kayunya tidak terlalu keras dan kurang disukai untuk bahan bangunan karena kayunya mudah melengkung jika lembap, tetapi banyak digunakan untuk membuat perkakas rumah tangga dari kayu dan ukiran serta patung.

Baca juga :

Mengenal Pohon Pule

Pohon Pule atau Pulai merupakan pohon yang termasuk dalam tanaman penghijauan yang hidup di Indonesia yang banyak di temukan di wilayah pulau Jawa dan Sumatera. Yang banyak dikenal karena mempunyai kesan estetik serta dapat menjadi tanaman fosil.

Umumnya pohon besar biasa digunakan sebagai bahan untuk konstruksi pembangunan, tetapi karena pohon pule memiliki kualitas batang atau kayu yang tidak terlalu keras kayu dari tanaman ini biasanya hanya digunakan sebagai perkakas rumah tangga atau dibuat sebagai ukiran atau patung.

Selain itu manfaat yang sering digunakan dari pohon pule adalah sebagai tanaman penghijauan karena memiliki karakter pohon yang unik serta mempunyai kesan estetik yang jika sudah berumur puluhan tahun tanaman ini dapat memiliki karakter pohon berfosil.

Tanaman ini juga memiliki daun yang rimbun dan tajuknya melebar kesamping yang dapat memberikan kesan kesejukan dan hijau serta memiliki ketinggian pohon hingga 40 meter.

Ciri – Ciri Pohon Pule

  • Daun

Daun Pohon pule memiliki karakter bentuk daun yang berbentuk oval, agak lonjong, serta memiliki panjang helai daun kurang lebih 10 cm hingga 23 cm dan memiliki lebar daun 3 cm hingga 7,5 cm.

Daun dari tumbuhan pule ini memiliki warna hijau mengkilap pada bagian bawah dan pada bagian atasnya memiliki warna hijau yang sedikit pucat.

Selanjutnya daun dari tanaman ini cukup rimbun dengan daun tunggal yang memiliki susunan 4 hingga 9 helai daun yang tersusun melingkar dengan panjang tangkai daunnya 7 sampai 15 mm. 

  • Bunga

Bunga dari tanaman pule merupakan tipe bunga majemuk, memiliki warna putih kekuningan dan dengan kelopak bulat seperti telur. Bunga dari pohon pule akan bermekar pada bulan Oktober dan memiliki aroma bunga yang harum.

Pule juga memiliki bunga bergagang panjang yang terlihat seakan keluar dari ujung tangkai. Aromanya harum semerbak, berwarna hijau hingga putih kekuningan. Bunga pule berambut halus yang cenderung rapat. Adapun yang berbentuk seperti butir bumbung berbentuk pita dengan panjang sekitar 20 hingga 50 cm yang menggantung.

  • Buah

Pohon pule juga bisa berbuah, buah dari tanaman pule ini cukup unik, buahnya berbentuk memnajang seperti pita, memiliki panjang sekitar 20 – 50 cm dengan warna buah hijau keputihan.

  • Batang dan Kulit

Batang pohon Pule mempunyai karakter yang tidak terlalu keras dan kayu yang di hasilkan dari tanaman ini dapat mudah melengkung pada kondisi yang lembat.

Maka dari itu kayu dari pohon pule tidak dapat digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan karena memiliki kualitas kayu yang buruk, tetapi terkadang masih digunakan sebagai bahan ukiran atau patung.

Tanaman ini dapat tumbuh hingga ketinggian mencapai 40 meter, dengan kulit batang yang sedikit rapuh dan mudah mengelupas, dengan getah yang berwarna putih dan memiliki rasa yang pahit.

  • Biji

Pohon pule juga memiliki biji, biji dari pohon pule bisa digunakan sebagai pembudidaya untuk memperbanyak tanaman selain dengan menggunakan metode stek.

Biji dari tanaman ini memiliki ukuran yang kecil dan memiliki rambut pada bagian tepinya serta memiliki jambul pada ujung bijinya.

Jenis Pohon Pule

1. Pohon Pule Kuning

Sesuai dengan namanya Pule Kuning memiliki karakter pohon yang memiliki warna kulit berwarna kuning, pohon pule kuning adalah pelopor pohon pule fosil.

Karena jika pule jenis ini sudah memiliki ukur yang puluhan tahun akan memiliki karakter fosil, umumnya dengan umur kurang lebih 20 tahun pule kuning akan memiliki karakter yang benar – benar fosil dengan alami.

Untuk persebarannya pule kuning dapat banyak ditemukan di daerah timur seperti NTT (Nusa Tenggara Timur) dan NTB (Nusa Tenggara Barat).

2. Pohon Pule Putih

Pohon pule putih merupakan jenis pule lokal yang banyak ditemukan di pulau Jawa yang memiliki warna kulit berwarna putih kekuningan atau putih kecoklatan. Pule jenis ini dapat tumbuh dengan maksimal pada tanah yang memiliki karakter sub kering, pule putih ini tidak terlalu menyukai banyak air.

Pule putih dapat tumbuh besar, berdiameter besar dan dapat menjulang tinggi. Memiliki tajuk yang luas dan dan bentuk pohon dari bawah sampai atas memiliki bentuk yang proporsional dan batangnya  juga memiliki karakter semi fosil saat sudah berumur tua.

3. Pohon Pule Hitam

Pohon Pule Hitam memiliki warna kulit batang yang berwarna hitam, untuk persebarannya pule hitam banyak ditemukan di daerah Sumatera tersebar pada kondisi tanah yang memiliki banyak air seperti pada pinggiran sungai. Karakter pule hitam tidak jauh beda dengan pule putih hanya saja beda pada kulitnya yang berwarna hitam.

Meskipun dalam persebarannya pule hitam banyak ditemukan di daerah yang dengan karakter tanah banyak menyimpan air tetapi pule hitam akan tetap dapat tumbuh di tanah yang memiliki karakter kering.

Mitos pohon pule

  • Pohon Angker Di Bali

Di Daerah Bali tanaman ini banyak dijumpai di tempat – tempat keramat atau tempat – tempat suci seperti pada Pura, Kuburan, serta pekarangan rumah, hal ini membuat tanaman satu ini memiliki kesan angker.

Dalam pemindahan atau pemangkasan tanaman pule bisanya juga tidak dilakukan secara sembarangan ada tata caranya, seperti sebelum dilakukan pemindahan atau pemangkasan bisanya diberikan canang atau iro mangku.

  • Di Huni Makhluk Halus

Tanaman pule memiliki mitos yang sama seperti tanaman beringin yang mana tanaman ini selalu di huni oleh makhluk halus.

Bahkan banyak masyarakat yang percaya tanaman yang bergetah dan memiliki batang lurus serat kulit yang halus merupakan ciri tanaman yang ditinggali makhluk halus bahkan raja jin.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama