Wereng: Musuh Tersembunyi di Perkebunan yang Harus Diwaspadai

Wereng, nama kecil ini mungkin terdengar biasa. Namun bagi petani, terutama di sektor padi, tebu, dan kedelai, serangan wereng bisa berarti bencana. Nilaparvata lugens (wereng cokelat) dan beberapa jenis lainnya dikenal mampu menghancurkan hasil panen dalam waktu singkat bila tak segera ditangani.


Baca juga:


Mengenal Wereng

Wereng adalah serangga kecil berukuran 2–3 mm yang menghisap cairan dari batang tanaman. Mereka berkembang biak sangat cepat, terutama di musim panas atau saat kelembaban tinggi.

Jenis wereng utama yang sering menyerang perkebunan di Indonesia antara lain:

  • Wereng cokelat (Nilaparvata lugens)
  • Wereng hijau (Nephotettix virescens)
  • Wereng loreng (Sogatella furcifera)

Semua jenis ini bekerja dengan cara merusak jaringan tanaman dan menularkan penyakit tanaman seperti virus tungro.


Gejala Serangan Wereng

  • Serangan wereng biasanya terlihat melalui gejala berikut:
  • Tanaman Lemas, maka tanaman kekurangan air harian mereka.
  • Perubahan warna batang, Batang tanaman menjadi cokelat atau kehitaman.
  • Menurunnya produksi, didalam padi bisa tersisa sedikit atau kosong
  • Muncul "hopper burn", Area tanaman mati mengering dengan cepat membentuk pola lingkaran.

Faktor Pendukung Ledakan Wereng

Beberapa kondisi yang membuat populasi wereng meningkat:

  • Penggunaan pestisida berlebihan, Membunuh musuh alami wereng seperti laba-laba dan capung.
  • wereng bisa berpindah ke blok tanaman lainnya jika waktu penanaman tidak seragam.
  • Varietas rentan, Menanam jenis tanaman yang tidak tahan wereng memperbesar risiko serangan.


Strategi Mengatasi Wereng

Agar perkebunan tetap aman, berikut strategi jitu melawan wereng:

  • Tanam varietas tahan wereng: Pilih bibit unggul yang sudah terbukti tahan terhadap serangan hama ini.
  • Tanam serempak: Usahakan waktu tanam dalam satu wilayah berdekatan, agar siklus hidup wereng terputus.
  • Gunakan musuh alami: Pelihara lingkungan yang mendukung kehadiran predator alami seperti laba-laba, capung, atau kumbang.
  • Rotasi tanaman: Hindari menanam padi berturut-turut tanpa jeda atau menggantinya dengan tanaman non-inang seperti jagung atau kacang tanah.
  • Pemantauan rutin: Memasang jebakan untuk wareng, mengantisipasi jika wareng sudah mulai menghama

Jika populasi wereng sudah melewati ambang ekonomi (sekitar 10–20 ekor per rumpun), penggunaan pestisida selektif masih bisa dipertimbangkan, dengan takaran dan jenis yang ramah lingkungan.


Wereng adalah musuh kecil namun berbahaya di dunia perkebunan. Mengabaikan serangan awal bisa membuat kerugian berlipat ganda. Dengan pengelolaan lahan yang baik, penggunaan musuh alami, dan langkah pengendalian tepat, petani dapat menjaga hasil panen tetap optimal dan mengurangi risiko kerugian akibat hama ini.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama