Cara Mudah Budidaya Kacang Panjang dari benih Hingga Pasca Panen

Cara Mudah Budidaya Kacang Panjang

Hai, kembali lagi bersama penulis yang akan membahas seputar dunia pertanian, perkebunan, pertanian dan juga perternakan.

Kacang panjang atau dengan nama lain Vigna Unguiculata ssp sesquipedalis termasuk dalam famili Fabaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang paling banyak dibudidayakan di daerah dataran rendah pada ketinggian 0-200 m dpl. Kacang panjang merupakan salah satu sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Tanaman ini tumbuh dengan cara memanjat atau memutar. Selain buah dan serat kacang panjang, Anda juga bisa memasak daun atau ungu muda sebagai lalapan.

PERSYARATAN TUMBUH

Pada intinya kacang panjang bisa dibudidayakan di beberapa tipe tanah, tetapi tipe tanah yang terbaik untuk perkembangan kacang panjang ialah tanah Regosol, Latosol dan tanah aluvial. Tanaman ini bisa tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan kacang panjang berkisar antara 18-32oC. Keasaman tanah (pH) tanah yang paling cocok untuk pertumbuhan kacang panjang adalah 5,5-6,5.

BUDIDAYA TANAMAN

1. Benih

Ada banyak varietas/kultivar kacang panjang, diantaranya KP-1 (lokal Bekasi), KP-2 (lokal Bogor) yang tolerir pada penggerek polong (Maruca testulalis) dan penyakit busuk polong (Colletotrichum lindemuthianum). Bibit kacang panjang dipilih yang bebas dari serangan hama (Organisme Pengganggu Tanaman). Benih kacang panjang yang di perlukan untuk memulai kegiatan budiaya kacang panjang adalah per hektar sekitar 20 kg.

2. Penanaman

Kegiatan budidaya tanaman kacang panjang sebaiknya dilakukan di areah tanah aluvial yang subur serta gembur. Jika memungkinkan, bekas tanaman kacang tanah atau paprika dapat digunakan untuk menekan populasi nematoda bengkak akar (Meloidogyne spp.).

BACA JUGA:

Cara Mudah Budidaya Jahe di Rumah dengan Media Tanaman Polybag

Tips Mudah Menanam Jeruk Lemon Sampai Manfaat yang Jarang orang Ketahui!

7 Jenis Aglonema Bercorak Unik Mempesona, Membuat Ruangan Makin Cantik

Tanah diolah dengan baik sampai gembur. Setelah diolah, selanjutnya buat bedengan selebar 120–150 cm, dan buat lubang tanam sedalam 3–5 cm. Sebaiknya di setiap bedengan hanya terdapat 2 baris tanaman. Jarak tanam 70 cm x 30 cm. Setiap lubang ditanami 2-3 bibit, kemudian ditutup dengan tanah.

3. Pengapuran

Kegiatan pengapuran sangat kami anjurkan pada lahan dengan memiliki pH tanah rendah yakni dengan memanfaatkan Kaptan/Dolomit. Kisaran dosis yang digunakan adalah 1-1,5 ton / ha. Pengapuran dilakukan pada saat pengolahan tanah yaitu 3-4 minggu sebelum tanam.

4. Pemupukan

Pupuk dasar yang terdiri dari kotoran kuda atau sapi (10-15 ton / ha), TSP (75-100 kg / ha), KCl (75-100 kg / ha) dan Urea (25-30 kg / ha) dioleskan ke tanah. lubang tanam 3 hari sebelum tanam. Pupuk susulan berupa urea dengan dosis 25-30 kg / ha, diberikan 3 minggu setelah tanam.

5. Pemeliharaan

Penyiraman dilakukan setiap hari hingga benih tumbuh. Setelah tanaman mencapai tinggi 25 cm, dipasang tiang bambu setinggi 2 meter agar tanaman tidak roboh. Setiap empat turus, ujungnya diikat menjadi satu. Batang kacang panjang dililitkan di masing-masing turus tersebut. Jika tanaman tumbuh terlalu subur, Anda bisa memangkas daunnya. Setelah dilakukan pemupukan susulan, tanaman digiling dengan ketinggian ± 20 cm. Sebaiknya kegiatan penyiangan dilakukan pada saat mencapai umur 3 dan 5 minggu setelah masa tanam.

6.  Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Hama yang menyerang kacang panjang antara lain lalat biji (Ophiomya phaseoli), cacing tanah (Agrotis ipsilon Hubn.), Ulat grayak (Spodoptera litura F.), kutu daun (Aphis craccivora Koch.), Kutu kebul (Bemisia tabaci Genn.), Ulat penggerek polong ( Maruca testulalis Gey.). Pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara menanam secara mula-mula dan serentak, merotasi tanaman dengan tanaman bukan legum, menggunakan mulsa jerami untuk meredam serangan O. phaseoli, menggunakan musuh alami, baik parasitoid, predator, dan entomopatogen, serta pengendalian kimiawi menggunakan insektisida secara selektif (selektif fisiologis). dan ekologis) berdasarkan ambang kendali. Ambang batas pengendalian lalat benih adalah 1 serangga dewasa / 5 baris tanaman, kutu daun sebanyak 70 nimfa / 10 sampel, kerusakan daun ≥ 12,5% dan kerusakan polong ≥ 12,5%.

Sedangkan penyakit yang menyerang kacang panjang antara lain antraknosa, bercak daun serospora, karat, layu fusarium, penyakit busuk daun, dan mozaik. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memusnahkan tanaman yang sakit (sumber penularan), menggunakan benih sehat dari varietas tahan, pengendalian vektor, rotasi tanaman dan pengendalian kimiawi. Pengendalian dengan pestisida harus dilakukan dengan baik dalam hal pemilihan jenis, dosis, volume penyemprotan, cara pemakaian, interval dan waktu pemakaian.

7. Panen dan Pascapanen

Tanaman kacang panjang mulai bisa dipanen setelah mencapai umur 50–60 hari setelah masa tanam kacang panjang. Panen bisa dilakukan setiap minggu, selama 1-2 bulan. Panen polong yang masih muda sebaiknya tidak dilakukan terlalu terlambat, karena akan menyebabkan polong menjadi berserat dan keras. Produksi polong muda bisa mencapai 30 ton / ha. Umur simpan kacang panjang relatif pendek, hal ini disebabkan karena kecepatan respirasi yang tinggi sehingga cepat layu.

Yup, sampai juga kita di ujung pembahasan untuk artikel ini. Semoga bermanfaat bagi para pembaca, Sekian dan Terima kasih.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama