Cara Mudah dan Tepat Budidaya Tanaman Temulawak

Tanaman Temulawak
Temulawak atau Curcuma xanthorrhiza adalah salah satu tanaman rimpang dari suku Zingiberaceae atau suku temu-temuan. Tumbuhan ini merupakan tanaman obat yang berasal dari Indonesia terutama Pulau Jawa. Temulawak ini tumbuh dengan berumpun dan juga memiliki batang semu yang termasuk kedalam umbi tunas yang tumbuh didalam tanah, dengan warna coklat kemerahan, kuning tua hingga hijau gelap, memiliki aroma yang tajam serta memiliki rasa yang pahit. Daunnya berbentuk bundar menanjang, berwarna hijau, cokelat keungguan terang atau cokelat keungguan gelap. Bunga temulawak berwarna kuning tua dan letaknya bergerombol. tanaman temulawak memiliki banyak manfaat untk kesehatan, dengan melihat banyaknya manfaat bagi kesehatan, maka membudidayakan tanaman temulawak menjadi salah satu peluang usaha yang dapat meningkatkan penghasilan masyarakat. 

Syarat Tumbuh Tanaman Temulawak

Temulawak dapat dibudidayakan di tempat teduh maupun di tempat yang panas, ini dikarenakan temu lawak memiliki adaptasi yang baik pada cuaca di daerah beriklim tropis. Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara 19-30 C dengan curah hujan pertahun antara 1.000-4.000 mm/tahun.
Jenis tanah cocok untuk budidaya temu lawak ialah tanah berkapur, berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang liat, subur, gembur serta ber drainase baik. Tanah yang dipakai tidak tercemar limbah maupun sampah. Temu lawak dapat tumbuh pada ketinggian tempat 5-1.000 m/dpl dengan ketinggian tempat optimum adalah 750 mdpl. Kandungan pati tertinggi di dalam rimpang diperoleh pada tanaman yang ditanam pada ketinggian 240 mdpl. 

Baca Juga:
Cara Budidaya Tanaman Temulawak


Pembibitan

Perbanyakan tanaman temu lawak dapat dilakukan dengan memakai rimpang tanaman temu lawak. Rimpang yang dipakai bisa berupa rimpang induk maupun rimpang anakan. Rimpang yang dipakai untuk bibit diambil dari tanaman tua yang sehat serta telah berumur 10 -12 bulan.

Persiapan lahan tanam

Lahan untuk budidaya temu lawak sebaiknya dipersiapkan 30 hari sebelum tanam. Lahan yang digunakan harus dibersihkan dari tanaman pengganggu serta gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan temu lawak. Lahan kemudian di cangkul sedalam 30 cm supaya tanah menjadi gembur. Jika lahan sudah sudah siap, buat bedengan dengan lebar 120-200 cm, tinggi 30 cm serta jarak antar bedengan 30-40 cm. Selain dalam bentuk bedengan, lahan dapat juga dibentuk menjadi petakan-petakan yang dikelilingi parit pemasukkan serta pembuangan air, khususnya jika temu lawak akan ditanam di musim hujan. Selanjutnya buat lubang tanam di atas bedengan dengan ukuran 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm serta jarak antara lubang 60 x 60 cm.

Penanaman

Penanaman baiknya dilakukan secara monokultur (sejenis) serta lebih baik dilakukan pada awal musim hujan kecuali pada daerah yang memiliki pengairan sepanjang waktu. Cara menanamnya yaitu Satu bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas. Setelah itu bibit ditimbun dengan tanah sedalam 10 cm.

Pemeliharaan tanaman
  • Penyulaman dapat dilakukan pada tanaman yang rusak/mati diganti oleh bibit yang sehat yang merupakan bibit cadangan.
  • Penyiangan dapat dilakukan dengan mencabut tanaman pengganggu/gulma yang tumbuh di atas bedengan atau petak. Penyiangan bertujuan agar tanaman dapat tumbuh subur.
  • Pembubunan dilakukan pada tanaman rimpang-rimpangan guna memberikan media tumbuh rimpang yang cukup baik. Pembubunan cukup dilakukan dengan menimbun kembali area perakaran dengan tanah yang jatuh terbawa air.
  • Pemupukan dapat dilakukan dengan memakai pupuk organik maupun pupuk konvensional. Pemupukan organik dapat dengan memakai pupuk kompos organik atau pupuk kandang sedangkan Pemupukan konvensional dapat dengan memakai pupuk urea atau pupuk konvensional lain. 
  • Pengairan serta Penyiraman dilakukan secara rutin pada pagi/sore hari ketika tanaman masih berada pada masa pertumbuhan awal. Pengairan selanjutnya ditentukan oleh kondisi tanah serta iklim. Biasanya penyiraman akan lebih banyak dilakukan pada musim kemarau.
  • Penyemprotan pestisida dilakukan jika telah timbul gejala serangan hama penyakit yang serius.
Pemanenan tanaman temulawak

Pemanenan dilakukan setelah berumur 9 – 10 bulan setelah penanaman. Ciri-ciri temulawak yang siap panen yaitu rimpangnya besar berwarna kuning kecoklatan dan daunnya menguning serta kering.


Nah, berakhir sudah pembahasan materi untuk artikel kali ini. Jangan lupa share agar semua mendapat informasi yang bermanfaat ini ya. See you later!

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama