Tips Jitu Budidaya Tanaman Kumis Kucing

Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang termasuk dalam famili Lamiaceae/Labiatae. Nama lain dari kumis kucing, yaitu java tea, giri-giri marah, songot koceng, dan remujung. 

Tanaman Kumis Kucing
Masyarakat Indonesia mengenal kumis kucing sebagai tanaman obat yang ampuh untuk mengatasi kencing manis. Di daerah pedesaan, kita akan dengan mudah menemukan herbal ini. Akan tetapi, cukup sulit jika mencarinya di daerah perkotaan.  Berikut ada beberapa tips budidaya tanaman kumis kucing, mari simak artikel ini.

Syarat Tumbuh
  • Iklim.
Kumis kucing akan tumbuh optimal pada Ketinggian 500 - 1.200 m dpl dengan curah hujan yang ideal per tahun kurang lebih sekitar 3.000 mm/tahun.
Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan menurunkan kadar ekstrak daun.
Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah panas sampai sedang.
  • Media Tanam
Tanaman Kumis kucing dapat tumbuh optimal di lahan yang memiliki tanah yang subur, gembur, mengandung banyak unsur organik serta tidak tercemar limbah kimia.
Tanah yang baik untuk budidaya kumis kucing yaitu tanah andosol & Latosol.

Penyiapan Bibit

Cara yang paling mudah untuk mengembangkan kumis kucing adalah dengan perbanyakan vegetatif secara stek batang/cabang. Tanaman yang akan di stek harus dari rumpun yang tumbuhnya normal, subur & sehat. Jika tidak ingin repot membibitkanya, Anda bisa membelinya di toko pertanian di daerah Anda. Cara untuk menyetek tanaman kumis kucing yaitu sebagai berikut:
Pilih batang/cabang yang tidak terlalu tua atau muda serta sudah berkayu.
Potong batang menjadi stek batang dengan berukuran 16–20 cm, lalu buang sebagian daun untuk mengurangi penguapan air.
Kebutuhan bibit untuk 1 hektar dengan jarak tanam 40 x 40 cm kurang lebih diperlukan 50.000-62.500 stek/ha. 


Teknik Penyemaian Bibit 

Stek dapat langsung ditanam di kebun produksi atau ditanam dulu di persemaian. Di dalam persemaian stek ditanam dengan jarak tanam 10 x 10 cm. Bibit stek yang masih segar bisa langsung ditanam di lahan persemaian yang telah diolah . Setelah itu disirami 1-2 kali sehari tergantung dari cuaca & hujan yang turun. Jika perlu persemaian dinaungi dengan naungan plastik transparan atau paranet. Setelah timbul tunas baru, bibit dipindahkan ke lahan produksi..

Pengolahan Media Tanam

Tanah diolah dahulu dengan cara dibajak dengan traktor atau di cangkul. Bersihkan juga gulma serta tanaman lain. Setelah tanah diolah, biarkan lahan selama 15 hari. Selanjutnya yaitu memberikan pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 50 – 60 ton per hektar.

Pemberian pupuk dapat bersamaan dengan pembuatan bedengan. Bedengan dibuat dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm serta jarak antar bedengan 40-50 cm serta panjang bedengan disesuaikan dengan lahan. Setelah bedengan jadi, buat lubang tanam berukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 40 x 60 cm. Masukkan pupuk kandang sebanyak 2,4-3,2 kg/lubang & tutup lubang tanah.

Penanaman

Cara Penanaman menanam bibit kumis kucing yang siap tanam yaitu sebagai berikut :
  • Pilih bibit yang baik dari pembibitan.
  • Buat lubang kecil di tempat lubang tanam.
  • Tanamkan bibit/stek tegak lurus sedalam 5 cm atau 1/3 bagian dari pangkal batang stek. Setiap lubang diisi 4-6 bibit/stek lalu padatkan tanah di sekitar bibit.
  • Siram sampai cukup basah.
Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman meliputi:
  • Penyulaman 
Lakukan penyiangan antara 1-15 hari setelah tanam. Lakukan penyulaman pada tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal dengan tanaman yang baru yang umurnya tidak berbeda jauh.
  • Pemupukan 
Pemupukan secara organik dengan menggunakan pupuk kompos maupun secara konvensional dengan menggunakan pupuk urea. Pemberian pupuk organik dapat diberikan setiap 1 bulan sekali sebanyak 1 – 2 kg setiap tanaman. Sedangkan pupuk konvensional dapat diberikan 75 kg/ha setiap 6-9 minggu sekali.
  • Pengairan & Penyiraman
Penyiraman tanaman dapat dilakukan 1-2 kali sehari saat awal pertumbuhan. Setelah tanaman tumbuh dengan baik, penyiraman dapat dikurangi. Frekuensi penyiraman selanjutnya tergantung cuaca, yang penting tanah tidak sampai kering. Penyiraman air dapat dilakukan dengan cara disiram langsung atau menggenangi saluran di antara bedengan dengan air.
  • Penyiangan
Penyiangan dapat dilakukan secara rutin untuk mengurangi pertumbuhan gulma. Penyiangan biasanya dilakukan secara rutin saat tanaman masih muda sehingga tanaman yang masih muda dapat tumbuh maksimal.

Hama & Penyakit Kumis Kucing

Hama yang sering menyerang serta sering ditemukan pada tanaman kumis kucing merupakan kutu daun & ulat daun. Sedangkan penyakit yang sering menyerang disebabkan oleh jamur upas (Upsia salmonicolor atau Corticium salmonicolor). Jamur ini sering menyerang batang atau cabang tanaman kumis kucing.

Pengendalian dilakukan dengan perbaikan tata air, meningkatkan kebersihan kebun, memotong bagian yang sakit, per giliran tanaman & penyemprotan pestisida serta fungisida dengan dosis yang telah ditetapkan atau penyemprotan dengan insektisida maupun pestisida nabati. 


Pemanenan

Tanaman kumis kucing yang berumur 1 bulan setelah tanam, tangkai bunga belum muncul & tinggi tanaman sekitar 50 cm merupakan tanda bahwa tanaman kumis kucing sudah siap dipanen. Cara panen kumis kucing yaitu dengan cara memetik pucuk berdaun 3-5 helai kemudian merempal daun-daun tua di bawahnya sampai helai ke 10. Panen dapat dilakukan dalam periode 2-3 minggu sekali yaitu pada pertumbuhan optimum dari daun. Saat panen yang tepat adalah pada saat awal pertumbuhan bunga tetapi belum tumbuh bunga.
Nah, berakhir sudah pembahasan materi artikel kali ini yang membahas tentang "Tips Budidaya Tanaman Kumis Kucing". semoga bermanfaat. Jangan lupa share agar semua mendapat informasi yang bermanfaat ini ya. See you later!

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama