Saat kita melihat paprika di pasar atau supermarket, pasti langsung terpesona oleh warnanya yang mencolok: merah, kuning, hijau, bahkan oranye. Tapi, tahukah kamu bahwa semua warna paprika sebenarnya berasal dari satu jenis buah yang mengalami proses pematangan berbeda?
Baca juga:
- Mawar: Pesona Abadi yang Menyimpan Segudang Manfaat
- Tanaman Hias Favorit 2025? Peace Lily Jawabannya!
- Bayam: Sayuran Hijau Kaya Gizi dan Serbaguna di Dapur
Paprika hijau adalah bentuk termuda dari paprika. Rasanya agak pahit dan teksturnya lebih keras. Saat paprika terus matang, warnanya berubah menjadi kuning, kemudian oranye, dan akhirnya merah. Perubahan warna ini menandai peningkatan kandungan gula alami dan vitamin dalam buah tersebut
Paprika merah mengandung vitamin C dua kali lebih banyak daripada yang hijau. Selain itu, paprika merah kaya akan beta-karoten yang diubah menjadi vitamin A dalam tubuh, sangat baik untuk kesehatan mata dan kulit. Sementara paprika kuning dan oranye berada di tengah-tengah, dengan rasa lebih manis daripada hijau, namun tidak semanis yang merah.
Menariknya, paprika juga rendah kalori dan mengandung antioksidan kuat seperti lutein dan zeaxanthin. Dua zat ini sangat berperan dalam menjaga kesehatan mata dan mencegah degenerasi makula. Oleh karena itu, menambahkan paprika dalam menu sehari-hari bukan hanya mempercantik tampilan hidangan, tapi juga memberikan perlindungan kesehatan jangka panjang.
Dalam dunia kuliner, tiap warna paprika punya peran berbeda. Paprika hijau cocok untuk masakan tumis, isian, atau saus yang membutuhkan rasa sedikit pahit. Paprika merah ideal untuk memanggang, membuat saus manis-pedas, atau sebagai bahan jus sehat. Paprika kuning dan oranye, dengan rasa netral dan manis, sering digunakan dalam salad atau sandwich.
Jadi, ketika memilih paprika, kamu tak hanya memilih warna—kamu sedang memilih rasa, manfaat gizi, dan fungsi kuliner. Cerdas memilih paprika bisa membuat masakanmu lebih lezat sekaligus mendukung pola makan sehat.
Posting Komentar