Banyak orang mengira paprika adalah jenis cabai karena bentuknya yang mirip dan warnanya yang cerah. Namun, kenyataannya paprika bukan cabai pedas—ia justru dikenal karena rasanya yang manis dan renyah. Itulah mengapa paprika sering disebut sebagai “si pedas palsu” yang sangat bersahabat di lidah.
Baca juga:
- Mawar: Pesona Abadi yang Menyimpan Segudang Manfaat
- Tanaman Hias Favorit 2025? Peace Lily Jawabannya!
- Bayam: Sayuran Hijau Kaya Gizi dan Serbaguna di Dapur
Paprika berasal dari keluarga Capsicum annuum, sama seperti cabai, tapi berbeda dari segi kandungan capsaicin. Capsaicin adalah senyawa yang menyebabkan rasa pedas pada cabai. Paprika nyaris tidak mengandung senyawa ini, sehingga aman dikonsumsi oleh anak-anak maupun orang yang tidak tahan pedas.
Di balik kelembutan rasanya, paprika menyimpan kekuatan gizi yang luar biasa. Ia mengandung banyak vitamin dan mineral penting seperti vitamin C, vitamin A, vitamin B6, dan folat. Vitamin C pada paprika bahkan lebih tinggi dibandingkan jeruk, menjadikannya pilihan ideal untuk menjaga kekebalan tubuh dan kesehatan kulit.
Menariknya lagi, paprika sangat fleksibel dalam penggunaannya. Ia bisa disantap mentah dalam salad, dipanggang, ditumis, atau bahkan dijadikan isian untuk menu stuffed pepper. Dalam dunia masak-memasak, paprika memberikan kombinasi warna, rasa, dan tekstur yang sempurna untuk mempercantik sekaligus menyehatkan hidangan.
Tidak hanya itu, paprika juga cocok dijadikan jus untuk detoksifikasi karena kaya antioksidan dan serat. Meski tidak sepopuler sayuran lain sebagai bahan jus, manfaatnya patut dicoba, terutama bagi mereka yang ingin menjaga kesehatan jantung, mata, dan sistem imun.
Paprika membuktikan bahwa tidak semua yang tampak seperti cabai itu pedas. Di balik tampilannya yang garang, paprika adalah sayuran yang lembut, manis, dan sangat bergizi.
Posting Komentar