Ketika kita menyantap sushi di restoran Jepang, biasanya di sampingnya tersaji pasta hijau yang dikenal sebagai wasabi. Pasta inilah yang memberi sensasi pedas tajam dan sedikit menusuk hidung, seakan membuka rongga pernapasan. Namun, tahukah kamu bahwa apa yang sering kita makan di restoran sushi bahkan di Jepang sekalipun sebenarnya bukan wasabi asli, melainkan tiruan?
Baca juga:
- Mengapa Beberapa Sayuran Bisa Memicu Asam Lambung Kambuh?
- Rahasia Rasa Autentik Masakan Korea Ada di Gochujang!
- Kenapa Makanan Asia Lebih Medok Di Bandingkan Eropa?
Wasabi asli berasal dari tanaman bernama Wasabia japonica, keluarga Brassicaceae, yang masih satu kerabat dengan kubis dan lobak. Wasabi sendiri di ambil dari batang dekat dengan akar tumbuhan. Proses menanam wasabi sangat rumit: tanaman ini hanya bisa tumbuh di daerah beriklim sejuk, dengan air yang mengalir jernih dan tanah kaya mineral. Tidak heran, harganya bisa mencapai ratusan dolar per kilogram di pasaran internasional.
Jika kalian memakan wasabi yang baru di parut pasti rasa asli wasabi lebih keluar. Bukan terbakar di lidah, melainkan sensasi hangat yang cepat naik ke hidung lalu segera hilang. Rasa segar dan aromanya pun unik, hampir mustahil ditiru sempurna.
Meski terdengar menggoda, kenyataannya hanya sedikit restoran yang benar-benar menggunakan wasabi asli. Alasannya sederhana: harga dan ketersediaan. Karena sulit dibudidayakan, stok wasabi asli sangat terbatas. Bahkan di Jepang sendiri, restoran yang menyediakan parutan wasabi segar biasanya hanya restoran kelas atas dengan harga premium.
Selain itu, wasabi segar cepat sekali kehilangan rasa dan aroma setelah diparut. Dalam waktu 15 menit saja, sensasi pedasnya sudah berkurang drastis. Kondisi ini membuat wasabi segar sulit digunakan secara massal di restoran biasa. Menurut beberapa survei, diperkirakan lebih dari 95% wasabi yang disajikan di luar Jepang adalah tiruan, dan bahkan di Jepang sendiri jumlah pengguna wasabi asli masih sangat sedikit.
Kabar baiknya, wasabi imitasi tidak berbahaya bagi kesehatan. Bahan dasarnya horseradish dan mustard aman dikonsumsi dan sudah menjadi bagian dari kuliner Eropa maupun Asia. Namun, tentu saja ada perbedaan kandungan nutrisi.
Wasabi asli mengandung senyawa bernama isothiocyanate, yang dipercaya punya manfaat antibakteri, antikanker, serta mampu membantu pencernaan. Pada wasabi imitasi, kandungan ini jauh lebih sedikit atau bahkan tidak ada. Jadi dari segi manfaat kesehatan, jelas wasabi asli lebih unggul. Banyak orang memang lebih memilih wasabi palsu karena rasanya lebih masuk untuk sushi. Selain itu, karena sudah menjadi standar global, lidah kita pun terbiasa dengan rasa “wasabi” versi horseradish ini.
Bahkan beberapa chef mengakui bahwa untuk sushi modern dengan berbagai topping, wasabi tiruan lebih praktis karena rasanya konsisten dan tidak cepat hilang. Jadi, bisa dibilang wasabi palsu telah menemukan tempatnya sendiri dalam dunia kuliner. Pengalaman makan sushi tetap terasa lengkap dengan tambahan pasta hijau ini. Jika suatu saat kamu berkesempatan mencoba wasabi asli, anggaplah itu sebagai pengalaman kuliner langka dan istimewa. Namun untuk sehari-hari, wasabi tiruan sudah cukup memberi sensasi khas yang membuat sushi semakin nikmat.
Dengan mengetahui fakta ini, kita jadi lebih sadar bahwa dunia kuliner penuh kejutan. Apa yang tampak asli kadang hanyalah tiruan, tetapi bukan berarti tidak bisa dinikmati.
Posting Komentar