Mengenal Hama Tanaman Yang Menyerang Buah Duku, Wajib Diketahui!

Tanaman buah duku ialah jenis buah tanaman Hortikultura musiman, berasal dari family Meliaceae yang bisa mencapai ketinggian 15 meter, jenis buah musiman yang berasal dari Asia Tenggara bagian Barat, Semenanjung Thailand di sebelah Barat sampai Kalimantan di sebelah Timur,sanggup tumbuh dengan baik di ketinggian 200 sampai 600 meter diatas permukaan laut, tanaman ini membutuhkan curah hujan rata-rata 1500 sampai 2500 mm per tahun dengan derajat keasaman tanah (pH) 6,0 sampai 6,5 dan suhu udara optimal 25 sampai 35°Celcius.

Buah Duku
Setiap 100 gram daging buah duku masak  ±64% mengandung Lemak (0,2 gr), Karbohidrat (10-13 gr), Kalsium (15-18 mg), Posfor (7-8 mg), Kalori( 63-70) gram, Protein (1,0-3,0 gr), Zatbesi (0,9 mg), Vitamin (0,05 mg), Vitamin C (1,9 mg), air (82) gr, Serat dan Mineral (0,7 gr). Tempat yang menjadi sentra penanaman duku di Indonesia meliputi; Surakarta (Jawa tengah), Komering (Sumatera Selatan), Kupeh (Jambi), Kota Baru Abai (Sumatera Barat),Tembung (Sumatera Utara) dan Condet (Jakarta). Buah duku memiliki manfaat untuk kesehatan antara lain; Sumber mineral dan zat besi, Serat daging buah untuk memperlancar sistem pencernaan dan sebagai antioksidan untuk mencegah kanker.

Baca Juga:

Bagi rekan-rekan yang saat ini sedang menanam tanaman buah duku, baik skala besar, menengah, maupun kecil, seperti ditanam di pekarang rumah,tentu kalian pernah mengalami bahwa tanaman duku yang tengah di budidayakan dapat di serang hama secara tiba-tiba dan  sejumlah penyakit muncul pada bagian tanaman berakibat fatal bagi pertumbuhan tanaman duku tersebut, yang akhirnya sangat merugikan.

Menanam tanaman ini tidak akan terlepas dari ancaman serangan hama dan penyakit, oleh karena itu pengendalian serta indentifikasi gejala dan tingkat serangan untuk tepat dan cepat cara mengendalikan dan membasmi perkembanganya hama dan penyakit tersebut.


1. Kalelawar

Binatang ini tentu sudah tidak asing bagi kita, hama ini menyerang dengan cara memakan buah duku yang matang dan siap panen, tentu serangan tersebut sangat fatal dan berakibat menimbulkan kerugian dan produktifitas hasil panen menurun. Kita dapat mengendalikan hama jenis ini dengan cara membungkus buah duku sejak buah masih berukuran kecil. Bahan pembungkus bias berupa ijuk tanaman aren, kain bekas dan bongsang  yang terbuat dari anyaman bambu jika tingkat serangan hama kelelawar tinggi.


2. Kutu Perisai

Kutu perisai dapat menimbulkan kerusakan tanaman duku dengan menyerang daun dan batang pada tanaman buah duku, sehingga mengakibatkan pertumbuhan batang tanaman dukumen jadi terhambat. Pengendalian jenis hama ini dengan cara meningkatkan sanitasi kebersihan kebun serta tetap meningkatkan pemeliharaan dan perawatan tanaman duku sebaik mungkin dan mengunakan jenis insektisida untuk mengambat semakin banyak hama kutu perisai tersebut.

3. Kumbang Penggerek Buah

Kumbang penggerek buah ini memiliki penamaan ilmiah Curculia sp, menimbulkan kerusakan buah dan menurunkan mutu buah duku dengan cara menyerang buah duku yang sudah matang, sehingga buah duku berlubang dan busuk bila terkena air hujan. Pengendalian untuk jenis hama kumbang penggerek buah ini dengan menjaga sanitasi kebun dan mengendalikan pertumbuhan dengan mengunakan jenis insektisida bermerek dagang Canon 20 EC dengan konsentrasi 2-3 cc/liter.

4. Kutu Putih

Kutu putih memiliki penamaan ilmiah Psedococcuslepelleyi tingkat serangan dari hama bila tidak dikendalikan bias menyebabkan pertumbuhan dukumen jadi terhambat, karena jenis hama ini menutupi kuncup daun dan daun muda buah duku. Pengendalian apa bila tingkat serangan tinggi dengan tetap menjaga kebersihan areal kebun duku, mengunakan jenis varietas resisten terhadap hama jenis kutu putih, jika diperlukan pengendalian bias menggunakan jenis insektisida untuk mengendalikan pertumbuhan hama tersebut.


Demikian pembahasan artikel untuk hari ini yang berjudul "Mengenal Hama Tanaman Yang Menyerang Buah Duku, Wajib Diketahui!" Semoga dapat memberikan wawasan bagi banyak orang, kurang lebihnya mohon maaf. Terima kasih

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama