Serangga Menguntungkan di Sawah, Siapa Mereka dan Apa Fungsinya?


Lanskap persawahan, yang lazimnya diasosiasikan dengan serangan hama serangga yang mengancam hasil panen, menyimpan sebuah paradoks yang menarik. Di tengah dinamika kehidupan di ekosistem akuatik-terestrial ini, bersemayam sekelompok serangga yang justru menjelma menjadi sekutu tak ternilai bagi para petani. Mereka adalah para pemangsa alami yang tangguh, parasitoid dengan strategi pengendalian yang cerdik, dan polinator yang efisien, memainkan peranan sentral dalam menjaga ekuilibrium ekosistem sawah serta mempromosikan praktik pertanian yang lebih lestari. Mengidentifikasi entitas-entitas ini dan memahami kontribusi fungsional mereka merupakan langkah esensial menuju pengelolaan populasi hama yang lebih arif dan berwawasan lingkungan.


Baca juga:


Serangga yang bermanfaat adalah odonata, dia adalah larva capung yang hidup di perairan sawah, dia memakan larva nyamuk yang berukuran kecil. Sementara itu, imago (capung dewasa) menjelma menjadi predator ulung bagi wereng dan ngengat pengganggu di hamparan padi. Ordo juga mempunyai banyak jenis seperti kumbang koksi. Baik imago maupun larva kumbang koksi adalah konsumen rakus bagi kutu daun (Aphididae), salah satu musuh utama tanaman padi dan komoditas pertanian lainnya. Keberadaan populasi predator yang mapan dapat secara substansial mereduksi populasi hama tanpa memerlukan intervensi kimiawi yang berlebihan.


Golongan serangga menguntungkan lainnya adalah parasitoid. Mereka mengadopsi taktik unik dalam menekan populasi hama, yakni dengan meletakkan ovum (telur) di dalam atau pada permukaan tubuh serangga inang. Setelah menetas, larva parasitoid akan meng konsumsi jaringan tubuh inangnya dari dalam maupun luar, yang pada akhirnya berujung pada kematian hama tersebut. Contoh parasitoid krusial di ekosistem sawah adalah berbagai famili Hymenoptera parasitik, seperti spesies Trichogramma yang terbukti efektif dalam mengendalikan telur penggerek batang padi, salah satu organisme pengganggu yang paling destruktif. Parasitoid memiliki tingkat spesifisitas inang yang tinggi, menjadikannya agen pengendalian hayati yang efektif dan tidak membahayakan serangga non-target.

Di samping predator dan parasitoid, sejumlah spesies serangga juga memainkan peranan penting dalam penyerbukan tanaman di sekitar area persawahan, meskipun padi sendiri umumnya melakukan penyerbukan mandiri. Kehadiran serangga penyerbuk seperti berbagai spesies Hymenoptera (lebah) dan Lepidoptera (kupu-kupu) esensial untuk memelihara keanekaragaman hayati di sekitar sawah dan mendukung produktivitas tanaman lain yang mungkin dibudidayakan di area tersebut atau di lahan pertanian tetangga. Penyerbukan yang efektif menjamin pembentukan buah dan biji yang optimal pada tanaman-tanaman tersebut.


Ini juga terdapat beberapa serangga yang berkontribusi terhadap ekosistem sawah. Meskipun kontribusi ini mungkin tidak secara langsung memberikan keuntungan instan bagi tanaman padi, proses penguraian yang dilakukan oleh serangga seperti beberapa spesies Hymenoptera (semut) dan Isopoda (kutu kayu) memfasilitasi siklus nutrisi di dalam ekosistem sawah. Mereka mengurai sisa-sisa vegetasi dan fauna yang mati, melepaskan unsur hara kembali ke tanah yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh tanaman padi.


Guna menopang eksistensi serangga-serangga benefisial ini, para petani perlu mengadopsi praktik pertanian yang lebih akomodatif terhadap lingkungan. Penggunaan insektisida kimiawi secara berlebihan dan tanpa selektivitas dapat memusnahkan tidak hanya hama, tetapi juga populasi serangga yang memberikan manfaat. Implementasi praktik seperti aplikasi pestisida nabati, penanaman zona refugia (vegetasi tepi sawah yang menyediakan suaka dan sumber pakan bagi serangga menguntungkan), rotasi tanaman, dan manajemen tata air yang tepat dapat menciptakan habitat yang kondusif bagi perkembangan populasi serangga-serangga yang berjasa ini.


Mengidentifikasi kontribusi serangga menguntungkan di ekosistem sawah merupakan langkah penting menuju sistem pertanian yang lebih seimbang. Dengan pemahaman mendalam tentang identitas dan fungsi mereka dalam pengendalian hama alami, penyerbukan, dan dekomposisi, petani dapat berkolaborasi dengan alam untuk mencapai hasil panen yang optimal tanpa harus sepenuhnya bergantung pada solusi kimiawi yang berpotensi merusak lingkungan. Para sekutu tersembunyi di lahan pertanian ini adalah aset tak ternilai yang perlu dijaga kelestariannya.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama