8 Cara Mudah Budidaya Terong Dengan Hasil Melimpah!

Tanaman Terong
Tanaman terong merupakan jenis sayuran tahunan semusim. Tanaman ini banyak di jumpai tumbuh liar di hutan. Tapi saat ini terong ditanam meluas di berbagai belahan bumi. Banyak jenis terong yang di budidayakan di Indonesia, mulai dari terong lokal seperti terong gelatik, terong kopek, terong bogor, terong medan hingga terong impor seperti terong jepang. Bentuk dan warna buah terong cukup beragam ada yang putih, hijau, dan ungu. Bentuknya ada yang bulat, lonjong besar, dan lonjong dengan ujung lancip. Tanaman terong bisa tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi, suhu udara sekitar 22 sampai 30°C, jenis tanah yang paling baik adalah jenis tanah lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH sekitar 6,8 sampai 7,3. sinar matahari harus cukup, terong cocok ditanam saat musim kemarau. Di Indonesia terong  mulai banyak di budidayakan oleh para petani, untuk memulai budidaya ada beberapa cara yang harus diperhatikan.

Cara Budidaya Terong:

Baca Juga: 

1. Pemilihan Bibit

Langkah awal yang harus dilakukan adalah memilih bibit, untuk memilih bibit terong harus memilih bibit yang unggul agar hasil buahnya lebat.

2. Pengolahan Lahan 

  • Bersihkan rumput liat atau gulma dari sekitar lahan
  • Olah tanah dengan cangkul atau bajak sedalam 30 sampai 40 cm sampai gembur 
  • Buat bedengan selebar 100 sampai 120 cm, jarak antar bedegan sekitar 40 sampai 60 cm, ratakan permukaan bedengan
  • Jika pH tanah rendah, tambahkan Dolomit
  • Sebarkan pupuk kandang 15-20 ton/ha, campurkan merata dengan tanah.
  • Sebarkan pupuk dasar dengan campuran ZA 150 KG + TSP 300 KG  + KCL 300 KG per ha dicampur dengan tanah secara merata atau sekitar 10 gr campuran pupuk per lubang tanam. Biarkan selama seminggu sebelum tanam
  • Buat lubang tanam Dengan Alat Pelubang + Pendorong dengan jarak 60 x 70 cm / 70 x 70 Cm

3. Penanaman 

Waktu penanaman yang baik pada saat musim kemarau, pilih bibit yang tumbuh subur dan normal, tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu di sekitar batang dipadatkan, siram lubang tanam yang telah ditanami hingga lembab.

4. Penyulaman 

Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit. Penyulaman maksimal umur 15 hari.

5. Penyiangan

Rumput liat atau gulma disekitar tanaman disiangi atau dicabut, Penyiangan bisa dilakukan pada umur sekitar 14  hari dan 60 sampai 75 hari setelah tanam.

6. Pemupukan

Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian setempat. Pemupukan diletakkan sejauh 20 cm dari batang tanaman sebanyak 10 gram campuran pupuk per tanaman secara tugal atau larikan ditutup tanah dan disiram atau pupuk dikocorkan sebanyak 3,5 gram per liter air, kocorkan larutan pupuk sebanyak 250 cc per tanaman.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit

Untuk mencegah serangan hama dan penyakit maka harus melakukan budidaya secara baik dan jika tanaman terserang hama maka lakukan pengendalian secara organik atau alami dahulu, jika kurang berhasil maka kendalikan dengan menggunakan pestisida kimia.

8. Panen

  • Buah pertama bisa dipanen setelah berumur 45 sampai 50 hari setelah tanam.
  • ciri ciri siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.
  • Waktu yang paling tepat saat pemanenan adalah pagi atau sore hari.
  • Cara panen dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat lainnya.


Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama