Kedelai adalah tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak tahun 2500 SM. Sejalan dengan berkembangnya perdagangan antarnegara terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan, seperti Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai adalah di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau - pulau lainnya.
Cara Menanam Kedelai
Baca Juga
Syarat Tumbuh
Tanaman kedelai dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang baik. Pada tanah yang tandus kedelai masih bisa tumbuh dengan cara diberi pupuk organik, pupuk kandang dan pengapuran. Tanaman kedelai memerlukan pengairan yang cukup selama pertumbuhan. Curah hujan ideal kurang lebih antara 100 – 200 mm/bulan dengan temperatur kurang lebih antara 25 – 27 derajat celcius. Budidaya kedelai baik dilakukan pada ketinggian 0 – 900 mdpl dengan matahari penuh, minimal 10 jam/hari.
Persiapan Lahan
Lahan budidaya kedelai dicangkul terlebih dahulu agar tanah menjadi gembur. Kemudian buat saluran air agar tanaman tidak tergenang saat hujan. Saluran air/drainase dibuat setiap 5 – 6 meter dengan kedalaman dan lebar menyesuaikan dengan kondisi lahan. Tanaman kedelai pada lahan yang tergenang akan tumbuh kerdil dan tidak berproduksi dengan baik. Taburkan dolomit jika pH tanah rendah dan taburkan pupuk kandang atau kompos jika lahan tandus. Bisa ditambahkan dengan pupuk TSP, KCL dan Urea dengan perbandingan 2 : 1 : 1.
Persiapan Benih
Agar mendapat hasil maksimal, sebaiknya benih yang digunakan adalah benih unggul yang bersertifikat. Jika membuat benih sendiri, pilihlah benih dari tanaman sehat dan memiliki produktifitas tinggi. Benih kedelai yang baik adalah benih yang didapatkan dari tanaman berumur cukup tua dan sehat. Kebutuhan benih sekitar 40 – 50 kg/hektar.
Penanaman
Sebelum ditanam sebaiknya benih diberi insektisida dan fungisida lebih dulu agar benih terhindar dari hama dan jamur. Campurkan kurang lebih 100 gr insektisida dan 100 gr fungisida dengan 10 kg benih. Insektisida yang digunakan ialah insektisida berbentuk tepung, seperti metindo atau lannate. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal, dengan jarak tanam 40 x 25 cm atau menyesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Setiap lubang diisi dengan 2-3 benih kemudian ditutup dengan tanah. Penanaman yang baik dilakukan setelah turun hujan atau pada saat tanah basah.
Pemeliharaan dan Perawatan
- Pengairan
Tanaman kedelai peka terhadap kekurangan air. Fase pertumbuhan membutuhkan air adalah pada awal pertumbuhan vegetatif yaitu diumur 15 – 21 hari setelah tanam, pada fase pembungaan yaitu diumur 25 – 35 hari setelah tanam dan pada fase pengisian polong yaitu diumur 55 – 70 hari setelah tanam. Pada fase-fase tersebut tanaman kedelai sangat membutuhkan air dan harus dilakukan pengairan jika hujan tidak turun.
- Penyiangan
Gulma yang tumbuh disekitar tanaman kedelai perlu dilakukan penyiangan. Jika tidak, tanaman kedelai terganggu pertumbuhannya karena persaingan dalam mendapatkan nutrisi.
- Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan dilakukan agar tanaman kedelai tidak kekurangan unsur haran. Namun jika tanahnya sangat subur, pemupukan susulan tidak perlu. Taburkan urea pada fase pertumbuhan, dan pada fase pembungaan sampai fase pembentukan biji berikan pupuk mengandung unsur phospor dan kalium, misalnya TSP dan KCL. Dosis yang digunakan menyesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah.
Panen
Kedelai dapat dipanen saat muda sebagai kedelai rebus atau dipanen saat tua waktu biji matang. Kedelai harus dipanen pada waktu yang pas, yaitu setelah biji benar benar sudah matang. Ciri-ciri kedelai yang siap panen adalah daun menguning dan mudah rontok, polong biji mengering dan berwarna kecoklatan. Panen dilakukan dengan memotong batang / menyabit dengan sabit. Pemanenan dengan mencabut batang tidak dianjurkan, karena dapat mengurangi kesuburan tanah.
Posting Komentar