Indonesia dikenal sebagai negeri yang subur dan kaya akan hasil bumi, termasuk ragam buah-buahan lokal yang eksotis. Namun, seiring waktu, ada sejumlah buah yang dulu umum dijumpai di pasar tradisional dan halaman rumah, kini justru menghilang dari peredaran. Buah-buah ini perlahan tenggelam di tengah popularitas buah impor dan modernisasi pasar.
Baca juga:
Apa saja buah-buah tersebut? Mengapa mereka menghilang? Dan apakah kita masih bisa menyelamatkannya? Yuk, simak sampai habis!
1. Menteng – Buah Klasik Ibukota yang Terlupakan
Menteng (Baccaurea racemosa) memamerkan kulit hijau-kuning yang kontras dengan daging buah putihnya, menawarkan sensasi segar berkat kombinasi rasa manis dan asam yang alami. Buah ini dulu sangat populer di Jakarta, bahkan menjadi asal nama kawasan "Menteng". Sayangnya, karena pergeseran selera dan perubahan tata kota, pohon menteng kini jarang ditemukan, bahkan sudah langka di pasaran.
2. Rukam – Asamnya Segar, Tapi Kini Tinggal Kenangan
Rukam (Flacourtia rukam) memiliki rasa asam pekat yang khas dan dulu sering diolah menjadi rujak atau asinan. Warnanya ungu tua ketika matang, menyerupai buah anggur liar. Kini, pohon rukam semakin jarang ditanam dan bahkan tidak dikenal oleh generasi muda.
3. Kecapi – Aroma Harum yang Hampir Hilang
Kecapi (Sandoricum koetjape) adalah buah bundar berkulit tebal, berdaging putih dengan perpaduan rasa manis dan asam yang seimbang. Biasanya dimakan langsung, dijadikan manisan, atau selai. Dulu, kecapi tumbuh di pekarangan rumah sebagai pohon buah sekaligus peneduh. Di masa kini, buah tersebut sudah sulit ditemui di pasar dan banyak yang menganggapnya sebagai buah dari zaman dahulu.
4. Rambusa – Markisa Liar yang Tergusur
Rambusa (Passiflora foetida) sering dianggap tanaman liar, padahal buah kecilnya yang mirip markisa punya rasa manis unik dan khasiat kesehatan. Tanaman ini mudah tumbuh merambat, tapi kini makin jarang ditemui akibat alih fungsi lahan dan dianggap gulma.
5. Lobi-lobi – Buah Rujak yang Terpinggirkan
Lobi-lobi (Flacourtia inermis) merupakan buah berukuran mungil dengan kulit berwarna merah keunguan yang biasanya diolah sebagai manisan atau menjadi bahan pelengkap rujak. Dulu sering dijual oleh pedagang keliling, namun kini menghilang dari pasar karena minim budidaya dan kalah saing dengan buah impor.
Kita semua bisa ikut ambil bagian dalam menyelamatkan buah-buah lokal yang hampir punah ini. Misalnya dengan:
- Menanam bibit buah langka di pekarangan rumah atau sekolah
- Mendukung UMKM lokal yang mengolah buah tradisional
- Memperkenalkan kembali buah-buah ini lewat media sosial atau kegiatan edukatif
- Memasukkan buah langka ke dalam produk kekinian seperti infused water, dessert, atau camilan sehat
Buah-buah lokal bukan sekadar pangan, mereka adalah bagian dari sejarah, budaya, dan identitas kita. Jangan biarkan kelezatan warisan kuliner ini punah ditelan zaman! Yuk, mulai sekarang cintai buah asli Indonesia, sebelum hanya tinggal nama di buku pelajaran!
Posting Komentar