Tanaman Cabai |
Berikut Beberapa Cara Budidaya Tanaman Cabai:
1. Pemilihan benih cabai rawit
Pilihlah benih cabai yang mempunyai kualitas unggul serta tahan serangan hama serta penyakit. Benih cabai bisa di dapat dari tanaman cabai yang berasal dari varietas unggul, tahan dengan berbagai macam hama penyakit, serta dapat menghasilkan panen yang melimpah. Benih yang sudah di dapat kemudian di rendam ke dalam air bersih. Kemudian buang biji yang mengambang, biji yang cocok jadi benih yaitu biji yang berisi serta tenggelam dalam air. Lalu jemur biji hingga kering, penjemuran dilakukan sekitar 3 hari.
2. Penyemaian benih cabai rawit
Benih harus disemaikan terlebih dahulu sebelum dijadikan bibit yaitu dengan cara sebagai berikut:
Siapkan polybag berukuran sekitar 5×10 cm kemudian isi polybag dengan media persemaian. Media persemaian terdiri dari campuran tanah, arang sekam dan kompos dengan perbandingan 1:1:1, kemudian bahan tadi diaduk secara merata. Sesudah media persemaian siap, rendam benih cabai menggunakan air hangat kurang lebih sekitar 6 jam. Setelah 6 jam, masukkan benih cabai ke dalam polybag sedalam 0,5 cm, lalu tutup permukaannya dengan media tanam tadi. Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari. Bibit cabai yang siap dipindahkan ke lahan terbuka berumur 1-1,5 bulan.
Tanah dicangkul atau dibajak sedalam kira 40 cm agar tanah menjadi gembur. Jika lahan terlalu asam, netralkan menggunakan dolomit biasanya sekitar 1-4 ha/ton tergantung tingkat keasaman tanah. Lalu buat bedengan dengan lebar berkisar 100-110 cm dengan tinggi 30-40 cm serta panjang mengikuti kondisi lahan dengan jarak antar bedengan yaitu selebar 60 cm. Campurkan pupuk organik, berupa kompos atau pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/ha. Bila tanahnya kurang subur bisa juga ditambahkan urea, SP36 serta KCI secukupnya. Buat lubang tanam dengan jarak 50-60 cm, lubang tanam dibuat dalam dua baris dalam satu bedengan dengan jarak antar baris 60 cm. Lubang dibuat zig-zag tidak sejajar. Hal ini berguna untuk meningkatkan penetrasi sinar matahari serta sirkulasi udara. Pindah bibit ke lubang tanam dengan menyobek atau melepas polybag semai, kemudian pindahkan bibit bersama media semai ke dalam lubang tanam. Kemudian siram dengan air untuk menjaga kelembabannya. Pemindahan bibit dilakukan saat pagi atau sore hari. Upayakan penanaman dalam satu hektar dapat selesai dalam sehari agar panen nanti dapat serempak.
4. Perawatan budidaya cabai rawit
Penyiraman diperlukan saat musim kemarau saja. Siram tanaman saat kondisi lahan kering. jika lahan terlalu kering, tanaman cabai bisa mati. Pengairan bisa dilakukan dengan merendam bedengan. Perendaman bedengan cukup dilakukan setiap dua minggu sekali. Pemupukan susulan ditambahkan setelah tanaman berusia 1 bulan sejak di bibit ditanam. Selanjutnya berikan pemupukan susulan setiap habis panen. Pemupukan susulan dapat memakai pupuk organik cair atau menggunakan pupuk kompos. Bisa juga ditambahkan urea serta NPK sebagai pupuk tambahan. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma serta tanaman pengganggu. Caranya yaitu dengan mencabut tanaman gulma sampai ke akarnya.
Baca Juga: Inilah Manfaat Tomat Yang Harus Anda Ketahui
5. Hama serta penyakit
Hama yang menyerang tanaman cabai antara lain, aphid, lalat buah, kepik, serta lain sebagainya. Sedangkan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabai adalah patek, kerdil, keriting daun serta busuk buah. Penyakit kebanyakan menyerang pada musim hujan, terutama pada curah hujan tinggi.
6. Pemanenan cabai rawit
Cabai bisa dipanen setelah berusia sekitar 2,5-3 bulan. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat pagi hari. Cara memanennya yaitu dengan memetik buah beserta tangkainya. Buah cabai yang bagus ialah yang memiliki bentuk ramping serta padat berisi. Tipe buah seperti ini biasanya rasanya pedas serta dihargai lebih tinggi.
Posting Komentar