Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan menguraikan sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup.
Untuk membuatnya juga membutuhkan bahan baku seperti material organik dan organisme pengurai yaitu mikroorganisme atau makroorganisme.
Untuk teknologi pengomposannya dikembangkan dari proses penguraian material organik yang terjadi pada alam bebas.
Biasanya, pupuk kompos mudah dibuat serta penggunaan teknologinya juga sederhana.
Semua kalangan dapat membuatnya, baik dari cakupan pertanian maupun sekadar kebutuhan pekarangan.
Jenis-Jenis Pupuk Kompos
1. Pupuk Aerob
Pupuk kompos tersebut dibuat melewati proses biokimia yang melibatkan oksigen.
Bahan dasar utama pembuatannya, yakni sisa tanaman, kotoran hewan, atau campuran keduanya.
Cara membuat pupuk kompos tersebut memakan waktu sekitar 40-50 hari.
Lamanya waktu dekomposisi tergantung oleh jenis dekomposer serta bahan baku pupuk.
Baca Juga : 8 Manfaat Timun Suri bagi Kesehatan, Lancarkan Pencernaan Hingga Turunkan Risiko Kanker!
2. Pupuk Bakashi
Pupuk bakashi merupakan salah satu pupuk anaerob yang sangat terkenal.
Karakteristik dari pupuk tersebut tampak pada jenis inokulan yang digunakan menjadi bahan dasar awalannya.
Jenis inokulan yang digunakan yakni efektif mikroorganisme.
Inokulan tersebut terdiri dari campuran banyak mikroorganisme yang dapat mendekomposisi bahan organik dengan efektif.
3. Vermikompos
Vermikompos merupakan salah satu kompos yang memanfaatkan makroorganisme menjadi pengurai.
Makroorganisme yang digunakan yaitu cacing tanah.
Pupuk tersebut dibuat dengan memberikan bahan organik menjadi pakan kepada cacing tanah.
Kotoran yang dihasilkan cacing tanah tersebut yang dinamakan vermikompos.
Lalu, anda juga dapat memakai jenis organisme, berupa belatung.
Baca Juga : Beberapa Cara Menanam Kacang Tanah, Dijamin Panen Banyak!
4. Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair merupakan pupuk kompos yang dihasilkan dengan pengomposan basah.
Cara membuat pupuk organik cair juga berlangsung aerob ataupun anaerob.
Pupuk tersebut dibuat sebab lebih mudah diserap oleh tanaman.
Dari beberapa praktik yang pernah dilakukan, pupuk tersebut lebih efektif diberikan untuk daun daripada pada akar.
Penyemprotannya pada daun juga perlu memakai takaran atau dosis yang tepat.
Karakteristik Pupuk Kompos
1. Secara Fisik
Secara fisik, kompos dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air untuk cadangan saat kekeringan.
Kompos juga dapat membuat tanah menjadi gembur, subur, serta cocok menjadi media tumbuh akar tanaman.
Untuk tipe pasir, material kompos berguna sebagai perekat, jadi tanah menjadi lebih solid.
Lalu, pada tanah liat atau tanah lempung, kompos berfungsi menggemburkan tanah supaya tidak terlalu solid.
Baca Juga : 7 Cara Menanam Markisa di Halaman Rumah, Mudah bagi Pemula!
2. Secara Kimiawi
Secara kimiawi, pupuk kompos bisa meningkatkan kapasitas tukar kation pada tanah.
Karena, semakin banyak kandungan organik pada tanah, semakin baik kapasitas tukar kationnya.
Kapasitas tukar kation tersebut berfungsi melepaskan unsur-unsur penting agar dapat diserap dengan mudah oleh tanaman.
3. Secara Biologis
Secara biologis, kompos adalah media tanam yang baik untuk organisme tanah dalam berkembang biak.
Baik itu mikroorganisme ataupun satwa tanah lainnya.
Aktivitas mikroorganisme serta satwa tanah akan memperkaya tanah dengan zat hara penting untuk tanaman.
Posting Komentar